Sunday, September 11, 2011

Penggunaan Obat Penurun Panas Bisa Membahayakan Diri Anda!

Mungkin Anda panik saat melihat buah hati Anda atau suhu tubuh Anda sendiri meningkat dari biasanya dan terburu-buru untuk mengkonsumsi obat penurun panas? Begitu majunya pengetahuan dan kemudahan zaman hingga sekarang banyak orang yang merasa demam dan suhu tubuhnya naik lebih sering langsung ke apotek dan membeli obat penurun panas daripada pergi ke dokter. Fenomena ini kini lebih lazim dan sering dijumpai. Namun, tahukah Anda bahwa perilaku seperti ini sebenarnya sangat berbahaya?

Panas atau naiknya suhu tubuh sebenarnya merupakan hal yang lazim terjadi dan merupakan respon alami terhadap zat pirogen (zat asing di dalam tubuh). Zat pirogen ini dapat ditimbulkan di dalam maupun di luar tubuh namun lebih sering ditimbulkan dari luar tubuh karena masuknya virus, bakteri, maupun racun.

Panas yang ditimbulkan ini sebenarnya merupakan proses fisiologis tubuh dan mampu berperanan memacu metabolisme lebih baik lagi dan regulasi penangkalan terhadap zat-zat pirogen lebih efektif. Maka bilamana kita tiba-tiba menghentikan proses ini bisa jadi kita justru membiarkan zat pirogen tersebut berkembang dan meluas ke seluruh tubuh. Memang panas tubuh kita mungkin segera mereda. Mungkin kita mengira demam sudah mereda, tetapi jangan heran jika setelah efek obat penurun panas ini hilang sesuai dengan berakhirnya waktu paruh beredarnya di dalam tubuh, maka tubuh kita akan mulai panas lagi, bahkan mungkin bisa lebih parah daripada sebelumnya. Dan kita pun akan menderita sakit yang lebih berat. Lalu kapan semestinya menggunakan obat-obat penurun panas?

Obat-obat penurun panas sudah banyak beredar di pasaran. Satu yang dikenal cukup luas karena efek sampingnya minimal yakni asetaminofen (Parasetamol). Begitu mudahnya akses obat ini, dijual bebas bahkan tanpa resep dokter. Namun, hal ini terkadang malah menjadi buah simalakama. Memang aksesnya menjadi sangat mudah, namun pengetahuan masyarakat yang minim justru menjadikan obat ini terkadang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Satu hal yang sangat  penting namun terlupakan: ukur terlebih dahulu suhu tubuh Anda! cermati berapa tinggi suhunya. Mungkin menurut Anda ini sepele, tapi inilah kunci keberhasilan penanganan demam. Konsultan penyakit tropik infeksi RSUD dr.Moewardi Surakarta, dr.Tatar Sumandjar, Sp.PD-KPTI menyatakan bahwa jangan pernah sekali-kali memberikan obat penurun panas jika suhu tubuh seseorang belum melebihi 38,7°C.  Suhu tubuh di bawah 38,7°C merupakkan respon positif tubuh terhadap pirogen dan merupakan proses fisiologis tubuh melawan zat pirogen. Namun suhu di atas itu merupakan suhu tubuh patologis, yang mana suhu terlampau tinggi akan menghancurkan segala macam protein tubuh, termasuk enzim. Pada kondisi ini bukan pacuan metabolisme dan regulasi lagi yang dihasilkan, melainkan penghancuran terhadap tubuh sendiri. Inilah yang musti dicegah dan inilah titik peranan dari obat-obat penurun panas.

Maka dari itu. Cermatilah penggunaan obat-obat penurun panas mulai dari sekarang. Dan jadikan diri Anda dokter pribadi Anda sendiri. Pergilah ke dokter jika dalam 2 hari panas ternyata tidak kunjung turun setelah mengkonsumsi obat-obat penurun panas; tentunya setelah Anda melakukaan pengobatan mandiri sesuai prosedur di atas. Semoga bermanfaat.

Kunjungi Link terkait:
- Kompres Demam dengan Air Hangat ataukah Air Dingin?
- Anda Demam? Mandi Saja!


sumber: irfan prasetya yoga dalam shvoong.com

Powered by Blogger.

  © Blogger template 'Personal Blog' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP